Senin, 19 Maret 2012

Karakteristik novel layar terkembang dan Novel Laskar pelangi


Layar Terkembang

     Suatu pagi di sebuah tempat wisata Aquarium di Jakarta,bertemulah Yusuf,Tuti dan Maria. Yusuf seorang mahasisiwa kedokteran.Sedangkan Tuti dan Maria adalah dua bersudara kakak dan adik yang mempunyai karakter berbeda.Tuti tokoh intelektual yang mempunyai cita-cita ingin memajukan kaum perempuan, berusia dua puluh lima tahun, sedangkan Maria berumur duapuluh tahun seorang gadis yang suka hiburan serta bersebnang-senang.Di aquarium itulah mereka mulai berkenalan.
     Hubungan Yusuf dan Maria semakin akrab.Bahkan suatu ketika Yusuf dan Maria pergi bertamasya ke air mancur Dago.di tempat itulah Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria.Demikian pula Maria.Sejak saat itulah mereka berpacaran serta berjanji untuk menjadi pasangan suami istri.
Cinta Maria kepada Yusuf begitu mendalah sehingga ia sering melamun.Melihat keadaan Maria itu,terjadilah perubahan pada diri Tuti yang semula tidak memikirkan laki-laki kini menjadi mulai merasakan betapa hampanya bila dia tetap sendirian seperti itu.Ketika tinggal sendiriian di rumah,Tuti membaca buku berjudul :zonder liefde geen gueluk “ (tanpa cinta tidak bahagia ), Sesaat setelah membaca buku tersebut datanglah Maria . Dia merasa heran karena selama ini baru saat inilah Tuti membaca buku tentang cinta.Tidak berapa lama dating Yusuf ke rumah mereka.Maria mengajak Yusuf keluar rumah mencari makan.Pada saat Yusuf dan Maria keluar mencari makan itulah serta bergandebngan tangan,Tuti pun keluar rumahnya sambil memperhatikan pasangan sejoli yang sedang dimabuk asmara tersebut.Mulai saat itulah Tuti merasakan betapa bahagianya orang yang berdampingan dengan kekasihnya.
    Kebiasaan Yusuf dan Maria bertamamasya berakibat kurang baik. Pada saat itu keduanya pergi bertamasya ke pasar ikan.Namun setelah kepergian mereka ke pasar ikan itulah, Maria jatuh sakit.Sudah sepuluh hari Maria tebaring tak berdaya di kamar tidurnya sehingga kini badannya semakin kurus.Tuti dengan setia menjaga adiknya yang sedang sakit. Ditengan kesibukannya menjaga adiknya yang sedang sakit itulah Tuti kembali teringat akan peristiwa sebelumnya. Tuti resah karena beberapa saat yang lalu, ada seorang laki-laki teman Tuti yang bernama Supomo yang berkeinginan menjadikan Tuti sebagai istrinya. Dia pun masih sulit untuk memutuskan menerima atau menolak cinta Supomo.
     Penyakit yang diderita Maria belum juga sembuh. Setlah dua hari diopname di C.B.Z. Jakarta,dokter menyarankan agar Maria sebaknya di rawat di rumah sakit TBC bagi perempuan di Pacet (Bandung) yang terletak di pegunungan yang hawanya sejuk. Denagn diantar ayahnya, Tuti dan Yusuf akhirnya Maria dibawa ke Pacet.
     Sebulan Maria dirawat dirumah sakit tersebut, tetapi keadaan Maria belum menunjukkan perkembangan tanda-tanda akan sembuh.Sepulang mengikuti konggres putrid sedar Tuti menjenguk adiknya yang masih sakit.Tatkala dia dating ia sudah ditunggu oleh Yusuf yang sudah dating terlebih dahulu ditempat tersebut.Keduanya pun menjenguk Maria.
     Kepada dokter yang merawatnya, Maria meminta agar Yusuf dan Tuti mengunjunginya setiap hari pada waktu pagi dan sore. Mereka menyetujui permintaan Maria. Setiap pagi dan sore Yusuf dan Tuti mengunjungi Maria bersama-sama di Pacet.
     Pada saat kunjungan terakhir sebelum Yusuf dan Tuti kembali ke Jakarta, keadaan Maria semakin mengkhawatirkan, karena dokter sendiri sudah mengatakan kepada Yusuf bahwa usahanya mengobati Maria .Mengingat penyakit Maria semakin berat.
    Pada saat Yusuf dan tuti akan meninggalkan Maria untuk pulang,maka oleh Maria kedua tangan Yusuf dan Tuti dipegang erat- erat dan setelah itu dia kedua tangan tersebut.Ia pun mengatakan bahwa ia tak akan lama lagi hidup di dunia ini.Dikatakannya pula bahwa di akhirat nanti ia tidak akan senang kalau Tuti dan Yusuf tidak menjadi suami istri.Karena itulah maka Maria minta kepada mereka agar menjadi suami istri.Tak lama setelah berpesan kepada Tuti dan Yusuf tersebut Maria meninggal dunia.
Permintaan Maria terkabulkan karena Yusuf dan Tuti akhirnya menikah.


LASKAR PELANGI

SD Muhammadiyah tampak begitu rapuh dan menyedihkan dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah tak pernah mendapatkan rapor.
Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan.
Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu.
Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi.
Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN.
Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga, sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia.
Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga justru disekelilingnya PN Timah menjadi semakin kaya raya dengan mengekploitasi tanah leluhurnya.
Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris, Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris.











LAYAR TERKEMBANG
Bagian
Isi dari novel
Kebiasaan
Sebelum membuat acara harus mengungjungi makam orang tersayang
Adat

Etika

Tema
Perjuangan Wanita Indonesia
Latar social
Perjuangan Wanita Indonesia
Latar tempat
Rumah Wiraatmaja, Martapura di Kalimantan Selatan, Rumah sakit di pacet, rumah Partadihaja, gedung Peermufakatan.
Latar Waktu
Pagi, siang, dan sore.
Alur
Alur gabungan
Gaya bahasa
Kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa purtis  terpadu tanpa ada unsur repetifif yg membosankan.
Sudut pandang
Orang ketiga
Tokoh
1.       Maria: anak Raden Wiriaatmaja, seseorng yg mudah kagum, mudah memuji, lincah dab periang.
2.       Tuti: Anak Raden Wiriaatmaja seseorang yg aktif dalam berbagai kegiatan wanita, selalu ceria, jarang memuji, pandai cakap dalam mengerjakan sesuatu.
3.       Yusuf: Pandai dan baik hati
4.       Supomo: Tidak pantang menyerah

Laskar Pelangi
Tema
Persahabatan sepuluh anak Belitong
Latar tempat
di sekolah, di bawah pohon, di gua, dan di rumah.
Latar suasana
menyenangkan, menyedihkan, dan menegangkan.
Latar waktu
siang hari, sore hari, dan malam hari.
Sudut pandang
Orang pertama tunggal sebagai tokoh utama.
alur
Novel ini memakai alur maju, karena dalam ceritanya tidak terdapat kilas balik sehingga membuat pembaca penasaran apa yang akan terjadi di kisah selanjutnya.
Gaya bahasa
Bahasa yang digunakan tetap bahasa Indonesia
Amanat novel
Janganlah menyerah, hiraukan orang yang menggangumu, teruslah berjalan jika menurutmu itu benar.
Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan tercapai walaupun dengan usaha dan perjuangan yang sulit.

Kelemahan buku
Namun ada satu kelemahan penting yang harus diwaspadai oleh para pembaca. Hal ini agar mereka tidak terpengaruh oleh satu ide yang ada di dalamnya. Ide itu adalah ide tentang teori kreasionisme (penciptaan). Ide teori kreasionisme (penciptaan) merupakan kebalikan dari teori Evolusionisme. Ide itu sungguh antik karena meski demikian minim bukti tetapi pemujanya demikian militan. mereka diamini oleh kelompok-kelompok puritan religius yang merasa terancam oleh keberadaan teori Evolusi.

Keungulan novel
Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca. Karena dalam penceritaan isi novel tidak berbelit-belit.
Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah tokoh utama buku ini

Tokoh
1.       Ikal: tidak mudah putus asa dan tegar.
2.       Ayah ikal: baik hati dan bijaksana.
3.       Pak K.A. Harpan Noor                : baik hati, ramah dan sabar.
4.       Ibu N.A. muslimah Hafsari        : sabar, baik hati dan penyayang.
5.       Lintang                                    : pantang menyerah dan cerdas.
6.       Mahar                                       : kreatif, imajinatif dan cerdas.
7.       Trapani                                     : manja dan cerdas.
8.       Kucai                                        : hiperaktif, susah diatur dan benyak bicara
9.       Sahara                                      : keras kepala, cerdas dan baik hati.
10.   A kiong                                     : baik dan sedikit aneh.
11.   Harun                                      : baik tetapi agak keterbelakangan mental.
12.   Borek                                       : nakal dan susah diatur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar